Profil Desa Makam
Ketahui informasi secara rinci Desa Makam mulai dari sejarah, kepala daerah, dan data lainnya.
Tentang Kami
Profil Desa Makam di Kecamatan Rembang, Purbalingga, sebuah pusat bersejarah dengan potensi wisata religi yang kuat. Mengulas tuntas kondisi geografis, demografi terkini, kekuatan ekonomi berbasis agrikultur seperti gula kelapa, serta geliat UMKM dan pemb
-
Pusat Sejarah dan Wisata Religi
Nama "Makam" berasal dari statusnya sebagai pusat Kademangan Makam di masa lalu, menjadikannya titik penting dalam sejarah lokal yang berpotensi besar untuk pengembangan wisata religi dan sejarah.
-
Ekonomi Berbasis Agrikultur dan UMKM
Perekonomian desa ditopang oleh sektor pertanian dan perkebunan, dengan produk unggulan seperti gula kelapa dan sapu glagah, serta didukung oleh Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) yang aktif.
-
Pembangunan Infrastruktur Progresif
Desa Makam menunjukkan kemajuan signifikan melalui pembangunan infrastruktur vital seperti pengaspalan jalan dan renovasi balai desa, yang bertujuan meningkatkan konektivitas dan pelayanan publik.

Desa Makam, yang berlokasi di Kecamatan Rembang, Kabupaten Purbalingga, Jawa Tengah, lebih dari sekadar unit administratif pedesaan. Desa ini merupakan sebuah wilayah dengan akar sejarah yang dalam, berfungsi sebagai jangkar ekonomi bagi masyarakatnya melalui sektor agrikultur dan kini tengah giat berbenah melalui pembangunan infrastruktur strategis. Dengan nama yang unik, Desa Makam menyimpan cerita masa lalu sebagai pusat kekuasaan lokal, yang kini menjadi fondasi bagi pengembangan potensi wisata religi sekaligus memperkuat basis ekonomi kerakyatan yang telah lama berakar.
Kawasan ini merepresentasikan perpaduan antara pelestarian warisan leluhur dan dinamika pembangunan modern. Di satu sisi, nilai-nilai sejarah dan budaya masih kental terasa, menjadikannya destinasi yang menarik bagi para peminat sejarah dan peziarah. Di sisi lain, pemerintah desa bersama masyarakat aktif mendorong roda perekonomian melalui produk-produk unggulan dan usaha mikro, yang didukung oleh peningkatan fasilitas publik secara berkelanjutan. Profil ini akan mengupas secara mendalam berbagai aspek yang membentuk Desa Makam, dari jejak sejarahnya, kondisi demografis, hingga potensi masa depan yang menjanjikan.
Jejak Sejarah dan Asal-Usul Nama Desa Makam
Nama "Makam" yang melekat pada desa ini bukanlah tanpa sebab. Berdasarkan catatan sejarah dan cerita lisan yang diwariskan turun-temurun, nama tersebut berasal dari status wilayah ini di masa lampau yang merupakan pusat dari sebuah Kademangan, yakni sebuah wilayah administrasi setingkat kabupaten pada era feodal Jawa. Wilayah ini dikenal sebagai Kademangan Makam.
Kademangan ini memiliki pengaruh yang cukup luas, bahkan mencakup beberapa desa di sekitarnya saat ini, seperti Desa Panusupan yang terkenal dengan wisata religi Makam Ardilawet, tempat peristirahatan Syekh Jambu Karang. Fakta bahwa Desa Panusupan dahulu merupakan bagian dari wewengkon (wilayah kekuasaan) Kademangan Makam menunjukkan betapa penting dan sentralnya posisi Desa Makam pada zamannya.
Dengan demikian, nama "Makam" tidak serta-merta merujuk pada satu kompleks pemakaman besar, melainkan pada status historisnya sebagai ibu kota atau pusat pemerintahan Kademangan. Warisan sejarah ini memberikan identitas unik dan menjadi modal sosial-budaya yang kuat. Hingga kini, jejak-jejak sejarah tersebut masih dapat ditelusuri dan menjadi daya tarik utama, terutama untuk pengembangan sektor pariwisata yang berbasis sejarah dan religi di kawasan Rembang.
Kondisi Geografis dan Demografi
Secara geografis, Desa Makam memiliki posisi strategis di bagian barat Kecamatan Rembang. Letaknya yang berada di area perbukitan menjadikan desa ini memiliki kontur tanah yang subur dan pemandangan alam yang asri, sangat mendukung untuk kegiatan pertanian dan perkebunan.
- Letak WilayahTerletak di Kecamatan Rembang, Kabupaten Purbalingga, Provinsi Jawa Tengah. Jarak dari pusat pemerintahan Kabupaten Purbalingga yakni sekitar 36 kilometer.
- Luas WilayahTotal luas wilayah Desa Makam mencapai 671 hektare (6,71 km²), yang terdiri dari lahan persawahan, perkebunan, pemukiman, dan fasilitas umum.
- Batas WilayahWilayah Desa Makam berbatasan langsung dengan beberapa desa lain, baik di dalam maupun di luar kecamatan:
- Sebelah UtaraBerbatasan dengan Desa Panusupan
- Sebelah TimurBerbatasan dengan Desa Sumampir
- Sebelah SelatanBerbatasan dengan Desa Wanogara Wetan dan Desa Wanogara Kulon
- Sebelah BaratBerbatasan dengan Desa Rajawana (masuk wilayah Kecamatan Karangmoncol)
- KependudukanBerdasarkan data kependudukan per 16 Juni 2025, jumlah penduduk Desa Makam tercatat sebanyak 9.149 jiwa. Kepadatan penduduknya mencapai sekitar 1.363 jiwa/km². Secara administratif, pemerintahan desa membawahi 5 wilayah dusun, 9 Rukun Warga (RW), dan 48 Rukun Tetangga (RT), yang menunjukkan struktur komunitas yang mapan dan terorganisir.
- Kode PosKode pos untuk Desa Makam dan seluruh wilayah Kecamatan Rembang ialah 53356.
Tingkat pendidikan masyarakatnya cukup beragam. Data menunjukkan mayoritas penduduk telah menamatkan pendidikan dasar (SD) dan menengah (SMP/SMA), dengan jumlah lulusan sarjana (S1) dan pascasarjana (S2) yang terus bertambah, menandakan adanya peningkatan kesadaran akan pentingnya pendidikan tinggi di kalangan generasi muda.
Potensi Utama: Wisata Religi dan Budaya
Mengacu pada latar belakang historisnya sebagai pusat Kademangan Makam, desa ini memiliki potensi besar untuk dikembangkan sebagai destinasi wisata religi dan budaya. Meskipun situs makam keramat yang paling populer di wilayah ini, seperti Makam Ardilawet, secara administratif berada di Desa Panusupan, Desa Makam memegang kunci narasi sejarah yang melingkupinya.
Pengembangan potensi ini dapat dilakukan dengan menciptakan paket wisata terintegrasi. Wisatawan dapat memulai perjalanan dari Desa Makam untuk mempelajari sejarah Kademangan, sebelum melanjutkan ziarah ke situs-situs petilasan di sekitarnya. Konsep "wisata napak tilas" ini akan memberikan pengalaman yang lebih mendalam bagi pengunjung.
Pemerintah desa dan kelompok sadar wisata (Pokdarwis) dapat bekerja sama untuk mengemas narasi sejarah ini secara menarik, misalnya melalui pembuatan diorama, museum mini desa, atau menyelenggarakan acara budaya tahunan seperti "Grebeg Kademangan Makam". Acara semacam ini tidak hanya melestarikan budaya, tetapi juga mampu menarik wisatawan dan menggerakkan ekonomi lokal. Keterlibatan para sesepuh dan juru kunci lokal menjadi krusial untuk memastikan keaslian dan kesakralan informasi yang disampaikan.
Roda Perekonomian Desa Berbasis Agrikultur dan UMKM
Perekonomian Desa Makam sangat ditopang oleh sektor agrikultur dan geliat Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) yang dikelola oleh warganya. Lahan yang subur dimanfaatkan secara optimal untuk pertanian padi di sawah dan produk perkebunan bernilai ekonomi tinggi.
Salah satu komoditas unggulan yang menjadi tulang punggung ekonomi banyak keluarga di Desa Makam ialah gula kelapa. Proses produksi gula kelapa, mulai dari pengambilan nira (badeg) hingga dimasak secara tradisional menjadi gula cetak (gula jawa) atau gula kristal, merupakan kegiatan ekonomi yang sudah berlangsung secara turun-temurun. Produk ini memiliki pasar yang stabil dan menjadi sumber pendapatan harian bagi para penderes dan perajin gula.
Selain gula kelapa, produk kerajinan seperti sapu glagah juga menjadi andalan. Kerajinan ini memanfaatkan tanaman gelagah yang banyak tumbuh di sekitar desa. Sapu glagah dari Purbalingga dikenal memiliki kualitas yang baik dan dipasarkan hingga ke luar daerah.
Di samping itu, UMKM di bidang makanan olahan dan jasa juga terus berkembang. Berdasarkan laporan kegiatan pemerintah daerah, beberapa kelompok UMKM seperti UMKM Preman Kompak dan UMKM Cokro Jasmo menunjukkan aktivitas produksi yang konsisten. Keberadaan Badan Usaha Milik Desa (BUMDes) Kertaraharja turut memperkuat ekosistem ekonomi ini, salah satunya melalui program penyediaan sembako murah yang membantu meringankan beban warga kurang mampu.
Pemerintahan dan Pembangunan Infrastruktur
Pemerintahan Desa Makam di bawah kepemimpinan kepala desa dan jajarannya menunjukkan komitmen kuat dalam percepatan pembangunan. Hal ini terbukti dari realisasi sejumlah proyek fisik strategis yang bertujuan untuk meningkatkan kualitas hidup dan pelayanan kepada masyarakat.
Pada pertengahan tahun 2024, Bupati Purbalingga Dyah Hayuning Pratiwi meresmikan beberapa proyek infrastruktur penting di desa ini. Proyek tersebut mencakup pengaspalan tiga ruas jalan desa, yaitu ruas Pepunduhan-Panusupan, jalan di lingkungan RT 02/05 Dusun 3, dan jalan di RT 05/09 Dusun 5. Peningkatan kualitas jalan ini sangat vital untuk memperlancar mobilitas warga dan distribusi hasil bumi, yang pada akhirnya akan menekan biaya transportasi dan meningkatkan daya saing produk lokal.
Selain infrastruktur jalan, peresmian Balai Desa Makam yang baru menjadi tonggak penting dalam upaya peningkatan pelayanan publik. Pembangunan balai desa ini didanai melalui Bantuan Keuangan Khusus (BKK) dari Pemkab Purbalingga selama beberapa tahun anggaran. Dengan fasilitas yang lebih representatif, diharapkan aparatur desa dapat memberikan pelayanan administrasi yang lebih cepat, nyaman, dan efisien bagi seluruh warga.
"Pembangunan infrastruktur, khususnya jalan di Kecamatan Rembang, terus kami lakukan secara bertahap," ujar seorang perwakilan pemerintah daerah dalam sebuah kesempatan. "Kami berharap dengan balai desa yang baru, pelayanan kepada warga Desa Makam dapat semakin optimal."
Desa Makam di Kecamatan Rembang, Purbalingga, adalah sebuah entitas desa yang lengkap. Ia memiliki masa lalu yang kaya sebagai pusat pemerintahan lokal, memberinya identitas dan nama yang unik. Kekayaan sejarah ini merupakan modal tak ternilai yang jika dikelola dengan baik dapat menjadikannya destinasi wisata religi dan budaya yang signifikan di Purbalingga.
Pada saat yang sama, Desa Makam tidak hanya terpaku pada kejayaan masa lalunya. Masyarakatnya merupakan komunitas yang produktif, dengan sektor agrikultur dan UMKM sebagai motor penggerak ekonomi. Ditopang oleh pemerintahan desa yang progresif dan fokus pada pembangunan infrastruktur, Desa Makam terus bergerak maju. Harmonisasi antara pelestarian warisan budaya, penguatan ekonomi lokal, dan peningkatan kualitas infrastruktur menjadi kunci bagi Desa Makam untuk mewujudkan masa depan yang sejahtera dan berdaya saing.